Pengertian Nitya dan Naimitika Yadnya

Nitya Karma atau nitya adalah yadnya yang Pelaksanaannya dilakukan setiap hari, seperti Tri Sandya dan yadnya Sesa. Yadnya sesa dilaksanakan setalah kita selesai memasak nasi dan sebelum makan. Yadnya sesa diaturkan kepada Bhatara-Bhatari di pemerajan Hyang Wisnu di Sumur (tempat penyimpanan air) Hyang Raditya di atap rumah, Hyang pertiwi dan Bhuta-bhuta di halaman rumah, penunggu karang di tugu, dan tempat- tempat lainnya yang dianggap suci. 


Sedangkan Naimitika Karma adalah yadnya yang pelaksanaannya dilakukan pada pada waktu-waktu tertentu, misalnya berdasarkan sasih maupun pawukon. Naimitika Karma yang lain berdasarkan adanya peristiwa yang dianggap perlu untuk di adakan pelaksanaan yajña, seperti puja wali, selesai pembangunan Candi, galungan, Kuningan, Saraswati, Nyepi, Siwaratri.


Jenis Jenis Nitya Yadnya

Pelaksanaan yajña yang dilakukan setiap hari meliputi banyak hal seperti : 

1. Surya sewana (pemujaan setiap hari kepada Dewa Surya), pemujaan ini dilakukan oleh seorang sulinggih untuk mendapatkan kerahayuan alam semesta.
2. Ngejot (upacara saiban, biasanya setelah memasak hidangan). 
3. Melaksanakan Puja Tri Sandya (tiga kali sehari), yaitu tiga kali menghubungkan diri (sembahyang) kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Puja Tri Sandya merupakan bentuk yajña yang dilaksanakan setiap hari, dengan kurun waktu pagi hari, tengah hari, dan pada waktu senja hari untuk memohon anugrah-Nya.
4. Jnana yadnya, persembahan ini dalam bentuk pengetahuan. Jñana yajña merupakan bagian dari panca maha yajña. Persembahan ini ditujukan kehadapan para maha rsi yang menerima wahyu Veda dari Tuhan dan beliau yang menyebarkan ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia. 

Jenis Jenis Naimitika Yadnya

Adalah persembahan atau yadnya yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan ”desa, kala dan patra“. Naimitika yajña merupakan yajña yang dipersembahkan atau yang dilakukan oleh umat hindu, hanya pada hari atau waktu-waktu tertentu saja. Adapun jenisnya antara lain:

1. Berdasarkan perhitungan sasih atau bulan

Yadnya yang dilaksanakan atau dipersembahkan berdasarkan perhitungan sasih atau bulan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasinya antara lain : purnama tilem, siwaratri, nyepi atau tahun baru saka, hari raya Kasodho bagi umat Hindu yag ada di lereng gunung Bromo.
. Berdasarkan adanya peristiwa atau kejadian yang dipandang perlu untuk melaksanakan yajña.

Peristiwa atau kejadian dalam hal ini adalah suatu kejadian yang terjadi dengan keanehan-keanehan tertentu, sangat tidak diharapkan, lalu semua itu terjadi. Dalam bentuk dan kehidupan ini banyak peristiwa-peristiwa penting yang sulit diharapkan bisa terjadi. Adapun bentuk-bentuk pelaksanaan yajña yan dipersembahkan antara lain : upacara ngulapin untuk orang jatuh, yajña rsi gana, yadnya sudi-wadani dan yang lainnya. Untuk upacara Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah ada ritual penting yang disebut dengan upacara Tiwah yaitu ritual kematian tahap akhir dan upacara Basarah bertujuan untuk menghantarkan arwah ke surga.

3. Berdasarkan perhitungan wara

Perpaduan antara tri wara dengan panca wara, seperti hari kajeng kliwon. Kemudian perpaduan antara sapta wara dengan panca wara, seperti buda wage, buda kliwon, dan anggara kasih. Kliwon datang 5 hari sekali ketika beryoganya Sang Hyang Siwa Kajeng Kliwon dilaksanakan 15 hari sekali dengan memuja Hyang Siwa, segehan dihanturkan kepada hyang Durgha Dewi. Di bawah pada sang Hyang Buchari, Sang Kala Buchari dan Sang Durgha Bucar.

4. Berdasarkan atas perhitungan wuku

Pelaksanaan hari raya, seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, dan Pagerwesi. Selain hal tersebut perlu juga diketahui bahwa pada prinsipnya yajña harus dilandasi oleh Sraddhā, ketulusan, kesucian, dan pelaksanaannya sesuai sastra agama serta dilaksanakannya sesuai dengan desa. 

(sumber : hindualukta) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti Wuku Dalam Agama Hindu

Sejarah Agama Hindu Di Indonesia